Sebagian besar orang mungkin mengira bahwa Simpang Lima adalah pusat Kota Semarang. Lapangan yang luas dan terdapatnya masjid besar, pusat perbelanjaan, serta Kantor Pemda membuat tempat tersebut ramai dikunjungi oleh warga dan wisatawan. Namun, benarkah Tugu Muda merupakan Titik Nol Kilometer Kota Semarang? Ternyata, hal tersebut tidak tepat. Karena sebenarnya, tanda Titik Nol Kilometer Kota Semarang yang berupa tugu berada di sebuah taman yang berada di ujung jalan Pemuda, antara Gedung Keuangan Negara dan Gedung Dipenda, yang berdekatan dengan Jembatan Berok.
Tugu Titik Nol Kilometer ini digunakan sebagai acuan untuk mengukur jarak dari Kota Semarang ke kota-kota lainnya. Misalnya, jarak dari Semarang ke Ungaran adalah 26 KM, maka jarak dari Ungaran ke Titik Nol Kilometer Semarang adalah 26 KM. Meskipun letaknya jarang diperhatikan, tanda ini merupakan pusat Kota Semarang yang sebenarnya. Namun, pada masa lalu, pusat Kota Semarang terletak di wilayah kota lama, di mana Alun-Alun terletak di sebelah Pasar Johar, yang kini telah tergusur oleh pusat perbelanjaan Yaik dan Kanjengan. Selain itu, terdapat Masjid Besar Kauman Semarang yang juga merupakan landmark Kota Semarang tempo doeloe. Saat itu, perdagangan melalui pelabuhan Kota Semarang sangatlah ramai, dan Kali Berok digunakan sebagai jalur pelayaran kapal-kapal barang. Taman yang berada di depan Gedung Keuangan Negara lah yang menjadi tempat penanda Titik Nol Kilometer Semarang, meskipun keberadaannya kerap terabaikan oleh orang-orang.
Fungsi Tugu Semarang Nol Kilometer
Masyarakat yang kurang memperhatikan keberadaan Tugu Semarang Nol Kilometer mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang manfaat dari bangunan tersebut. Sebenarnya, Tugu Semarang Nol Kilometer memiliki peran penting sebagai penanda pusat kota. Tugu ini juga menjadi titik awal perhitungan jarak dari Kota Semarang ke daerah sekitarnya, seperti Kota Kendal. Jarak antara dua kota tersebut dihitung dari titik awal di Tugu Semarang Nol Kilometer.
Selain itu, Tugu Semarang Nol Kilometer juga berfungsi untuk memudahkan orientasi bagi warga atau wisatawan yang berada di dalam kota. Dahulu, penomoran jalan di Semarang juga mengacu pada titik nol tersebut. Semakin dekat dengan tugu, maka nomor jalan semakin kecil. Sebaliknya, semakin jauh dari tugu, maka nomor jalan semakin besar. Hal ini memudahkan warga dan wisatawan untuk melakukan orientasi di tengah kota. Sayangnya, saat ini penomoran jalan di Semarang tidak lagi berpatokan pada Tugu Semarang Nol Kilometer.
Dengan mengetahui manfaat dari Tugu Semarang Nol Kilometer, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai keberadaannya dan menjadikannya sebagai salah satu ikon kota Semarang yang patut dijaga dan dilestarikan.
Baca Juga: Dugderan: Asal Usul dan Signifikansi Tradisi Jelang Ramadan
Tugu Semarang Nol Kilometer sebagai Titik Awal
Masyarakat yang tidak terlalu memperhatikan keberadaan Tugu Semarang Nol Kilometer, mungkin belum mengetahui pentingnya fungsi monumen yang berdiri di tengah kota ini. Tugu Semarang Nol Kilometer berfungsi sebagai penanda pusat kota dan juga sebagai titik awal penghitungan jarak dari Kota Semarang ke luar kota. Jadi, untuk menentukan jarak antara Kota Semarang dengan Kota Kendal, misalnya, penghitungan jarak kedua kota tersebut dimulai dari Tugu Semarang Nol Kilometer.
Selain itu, Tugu Semarang Nol Kilometer juga memiliki fungsi lain yaitu untuk memudahkan orientasi bagi seseorang yang berada di dalam kota. Dulu, penomoran jalan juga berpatokan pada titik nol tersebut. Semakin dekat dengan tugu, maka nomor jalan semakin kecil dan sebaliknya semakin jauh dengan tugu tersebut maka nomor jalan akan semakin besar. Dengan demikian, orang yang berada di tengah kota bisa melakukan orientasi dengan mudah. Sayangnya, saat ini penomoran jalan di Semarang tidak lagi mengacu pada tugu mungil tersebut.
Sayangnya, keberadaan Tugu Semarang Nol Kilometer tidak selalu memberikan manfaat positif bagi masyarakat sekitar. Kawasan di ujung Jalan Pemuda tempat tugu tersebut berdiri menjadi langganan banjir rob. Terutama saat musim hujan seperti bulan Januari sampai Februari, keadaan di sekitar titik nol Kota Semarang menjadi memprihatinkan. Banjir rob disebabkan oleh pasangnya air laut dan membuat lalu lintas di kawasan ini macet. Jalan beraspal di sekitar Tugu Semarang Nol Kilometer menjadi becek dan berlumpur ketika banjir mulai surut. Upaya pemerintah daerah untuk menanggulangi banjir di kawasan tersebut memang belum berhasil menyelesaikan masalah secara keseluruhan. Bahkan ketika jalan di depan gedung Kantor Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah ditinggikan, banjir rob justru beralih ke jalan depan Gedung Keuangan Negara.
Kawasan titik nol kilometer yang sering dilanda banjir rob tersebut sangat mengganggu kenyamanan dan merugikan masyarakat pengguna jalan. Kendaraan yang tergenang banjir rob menjadi cepat karatan dan keropos. Untuk menyelesaikan masalah banjir secara komprehensif, baik yang terjadi di kawasan titik nol kilometer Kota Semarang maupun di kawasan-kawasan lain di Kota Semarang, butuh keseriusan dan komitmen besar dari pemerintah daerah.
Baca Juga: Sejarah Warak Ngendog Kota Semarang
Rejuvenasi Kawasan Titik Nol Kilometer Semarang
Kawasan ini merupakan salah satu potensi besar pariwisata kota tersebut. Namun, sangat disayangkan jika kawasan tersebut dibiarkan kumuh dan terabaikan karena banjir yang kerap datang. Oleh karena itu, penataan keindahan kawasan ini harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat setempat.
Saat ini, banyak wisatawan yang berkunjung ke Kota Semarang ingin mengunjungi kawasan titik nol kilometer sebagai jantung kota yang bersejarah. Sebagaimana di Kota Yogyakarta, titik nol kilometer depan Kantor Pos Besar telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata Kota Gudeg tersebut.
Masyarakat setempat dan wisatawan tentu saja mengharapkan kawasan ini menjadi bersih dan bebas banjir. Hal ini akan meningkatkan potensi pariwisata Tugu Semarang Nol Kilometer sehingga kawasan ini bukan lagi hanya menjadi sebuah “pesona” yang terlupa.
Semua masalah pasti memiliki awal dan akhir. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah perbaikan yang konsisten dan terus menerus untuk menjaga kawasan titik nol kilometer Semarang menjadi kawasan yang indah, bersih, dan ramah lingkungan.