Lumpia Semarang merupakan makanan khas hasil perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa yang sangat terkenal. Berdasarkan buku Dari Sam Poo Kong ke Lumpia Semarang (2019), Lumpia Semarang sudah menjadi makanan populer sejak abad ke-19 atau sebelum tahun 1900. Tak heran jika makanan ini menjadi salah satu warisan kuliner yang sangat dihargai di Indonesia.
Sejarahnya pun tak kalah menarik. Pada awalnya, makanan ini dibuat oleh orang Tionghoa yang tinggal di kota Semarang. Namun, makanan ini kemudian diadaptasi dengan citarasa Jawa dan akhirnya menjadi makanan yang sangat disukai oleh masyarakat setempat.
Lumpia Semarang terbuat dari kulit lumpia yang tipis dan diisi dengan berbagai bahan seperti rebung, daging ayam atau udang, telur, tauge, dan sayuran lainnya. Setelah itu, lumpia tersebut digoreng dengan minyak yang panas hingga warnanya menjadi kecoklatan.
- Spot Mancing Sepanjang Pantura yang Cocok untuk Wisata Keluarga
- Desa Wisata, Pilihan Liburan Edukatif Musim Liburan Sekolah
- Buktikan Diri Sebagai Gamer Sejati dengan Memiliki ASUS ROG Strix Scar 16
- Mall di Semarang Yang Cocok Untuk Wisata dan Belanja Keluarga
- Service Center Xiaomi Resmi Semarang, Jam Buka, Lokasi, dan Nomer Kontak
Sejarah Lumpia Semarang
Sejarah Lumpia Semarang yang menjadi warisan kuliner Indonesia sangat menarik untuk diketahui. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, lumpia adalah penganan yang terbuat dari adonan tepung dan telur yang digulung bersama bahan isi seperti daging, rebung, dan lainnya, kemudian digoreng.
Menurut buku Dari Sam Poo Kong ke Lumpia Semarang, sejarah kuliner ini dimulai ketika seorang pria Tionghoa bernama Tjoa Thay Joe menetap di Semarang. Tjoa Thay Joe membuka usaha makanan khas Tionghoa berupa makanan pelengkap yang berisi daging babi dan rebung.
Suatu hari, Tjoa Thay Joe bertemu dengan seorang wanita Jawa bernama Wasih, yang juga memiliki usaha makanan yang mirip dengan makanan Tjoa Thay Joe, namun dengan cita rasa yang lebih manis dan berisi kentang dan udang.
Tjoa Thay Joe dan Wasih justru jatuh cinta dan menikah. Keduanya kemudian memutuskan untuk menggabungkan usaha makanan mereka, dan mengganti isi lumpia berkulit renyah dengan daging ayam atau udang yang dicampur dengan rebung manis.
Karena dijual di Olympia Park, pasar malam Belanda pada masa itu, makanan ini akhirnya dikenal dengan sebutan lumpia. Begitulah sejarah singkat dari lumpia Semarang yang menjadi salah satu warisan kuliner Indonesia yang sangat dihargai hingga saat ini.
Fakta Lumpia Semarang
Menurut sebuah jurnal tentang Lumpia Semarang pada masa Orde Baru dengan judul Lumpia sebagai Identitas Budaya Etnis Tionghoa Peranakan Semarang, lumpia berasal dari kata “lun bing” yang dalam dialek Hokkian berbunyi “lun pia” yang berarti kue bulat.
Beberapa fakta menarik tentang Lumpia Semarang yang dikutip dari jurnal karya IE Susanti dan SM Purwaningsih, dua peneliti dari Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Surabaya, adalah sebagai berikut:
- Lumpia di Tiongkok disebut dengan chun juan (dibaca: ju-en cuen). Chun berarti musim semi dan juan berarti menggulung. Secara harfiah, dalam bahasa Inggris disebut spring roll.
- Lumpia Semarang diberi nama berdasarkan bentuk makanannya, yaitu “lun” (dalam bahasa Jawa) yang artinya gulung dan “pia” (dalam bahasa Hokkien) yang artinya kue. Jadi, Lumpia adalah kue gulung.
- Bagi etnis Tionghoa Semarang, lumpia tidak diwajibkan dalam sembahyang Tahun Baru.
- Lumpia Semarang berbeda dengan lumpia Jakarta dan lumpia Medan yang menggunakan isian bengkuang, mirip Popiah Singapura. Sedangkan, Lumpia Semarang menggunakan isian rebung.
- Pada awalnya, Warsih dan Thay Yoe menjual lumpia Semarang berkeliling dengan pikulan. Akhirnya, mereka menetap di samping klenteng Tay Kak Sie Semarang sekitar tahun 1950-an.
Lokasi Jajan Lumpia Semarang
Lumpia Mbak Lien
Lumpia Mbak Lien, usaha kuliner yang telah berdiri selama 90 tahun ini, merupakan salah satu ikon kuliner Semarang yang terkenal dengan kelezatan dan keunikannya. Berlokasi di sebuah gang di pinggir Jalan Pemuda Semarang, tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh pelancong yang datang dari berbagai daerah.
Keunikan Lumpia Mbak Lien tidak hanya terletak pada menu original yang disajikan, tapi juga variasi isian yang beragam. Selain isian udang dan ayam yang menjadi favorit pengunjung, ada juga isian kepiting jamur, daging asap, dan keju mozarella yang tidak kalah menggiurkan.
Harga untuk lumpia original dengan isian udang dan ayam adalah Rp 19.500 per buah, baik basah maupun goreng. Untuk lumpia seafood original, harganya adalah Rp 25.500 per buah, sedangkan lumpia dengan isian kepiting jamur dijual seharga Rp 26.500 per buah. Untuk isian lainnya seperti mozarella dihargai Rp 24.500, daging asap Rp 21.500, dan jamur Rp 20.500.
Bagi penggemar kuliner yang mencari sensasi berbeda, Lumpia Mbak Lien dapat menjadi pilihan yang tepat. Selain rasa yang lezat dan variasi isian yang beragam, lokasinya yang strategis membuat tempat ini selalu ramai pengunjung dan menjadi tempat wajib bagi yang ingin menikmati kuliner khas Semarang.
Lumpia Gang Lombok
Lumpia Gang Lombok merupakan salah satu usaha legendaris di Kota Semarang yang sudah turun temurun dari generasi ke generasi. Usaha lumpia ini tidak pernah membuka cabang dan tetap mempertahankan resep warisan yang menjadi ciri khasnya.
Lumpia Gang Lombok memiliki akun Instagram @loenpia_gang_lombok sebagai media sosial resminya yang memberikan informasi harga, yaitu Rp 20 ribu per buah untuk lumpia basah dan kering (goreng). Terdapat dua pilihan kemasan, yaitu besek dan plastik mika.
Lokasi Lumpia Gang Lombok berada di Gang Lombok nomor 11, kawasan Pecinan Kota Semarang, tidak jauh dari Klenteng Tay Kak Sie. Usaha ini sudah ada sejak tahun 1800-an dan menjadi salah satu ikon kuliner Kota Semarang yang wajib dicoba.
Keunikan dari Lumpia Gang Lombok adalah tetap mempertahankan resep warisan yang membuat rasa lumpia mereka sangat khas dan terasa berbeda dari lumpia pada umumnya. Jadi, bagi kamu yang ingin mencicipi lumpia yang lezat dan memiliki sejarah panjang, Lumpia Gang Lombok adalah pilihan yang tepat.
Lumpia Cik Me Me
Lumpia Cik Me Me dulunya dikenal sebagai Lumpia Delight. Lokasinya tak jauh dari Simpang Lima Semarang, tepatnya di Jalan Gajah Mada 107. Saat ini, cabangnya juga telah dibuka di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang. Selain menikmati lumpia yang lezat, para pengunjung juga dapat membeli oleh-oleh khas Semarang lainnya di tempat ini.
Menu yang ditawarkan oleh Lumpia Cik Me Me sangat beragam, mulai dari lumpia plain dengan isian rebung yang dijual seharga Rp 17 ribu per buah. Selain itu, terdapat juga lumpia original dengan isian rebung, telur ayam, dan udang yang dijual seharga Rp 22 ribu, dan isian daging kepiting yang dijual seharga Rp 29 ribu.
Selain menu-menu yang telah disebutkan di atas, terdapat juga inovasi menu lainnya seperti isian daging kakap seharga Rp 29 ribu, isian kambing jantan muda seharga Rp 29 ribu, dan isian jamur serta kacang mede yang dijual seharga Rp 29 ribu. Lumpia Cik Me Me bahkan menawarkan inovasi keripik lumpia dengan harga berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp 55 ribu.
Di sini, semua lumpia yang disajikan benar-benar lezat dan berkualitas tinggi. Para pelanggan dapat menikmati lumpia dengan berbagai isian yang menggoda selera. Nikmati sensasi rasa yang tak terlupakan dengan mengunjungi Lumpia Cik Me Me, tempat makan yang wajib dikunjungi di Kota Semarang.
Lumpia Mataram
Lumpia Mataram, salah satu lumpia legendaris yang bisa ditemukan di Kampung Baris, Jalan MT Haryono nomor 541, Kota Semarang. Sama seperti lumpia legendaris lainnya, di sini resep yang turun temurun sangat dijaga.
Lumpia basah dan goreng tersedia di sini dengan harga Rp 18 ribu per buah. Isiannya terdiri dari rebung, telur, dan udang. Selain itu, terdapat pula kemasan lumpia vakum yang berisi 5 buah dengan harga Rp 100 ribu, dilengkapi dengan bumbu dan dapat bertahan hingga tiga hari di suhu ruangan.
Lumpia Mataram juga terkenal dengan kualitasnya yang konsisten dan cita rasanya yang lezat. Berbagai pelanggan setia mengakui kelezatan lumpia ini, sehingga tak heran bila usaha ini telah berdiri sejak lama dan berhasil bertahan di tengah persaingan.
Lumpia di Pusat Oleh-oleh Pandanaran
Di Jalan Pandanaran, terdapat berbagai pusat oleh-oleh makanan khas Semarang yang menjual lumpia dengan format street food. Terdapat beragam lapak penjual lumpia di Jalan Pandanaran dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 12 ribu hingga Rp 19.500. Beberapa penjual juga menyediakan ukuran lumpia yang berbeda, mulai dari yang kecil hingga besar.
Selain lumpia, di sepanjang Jalan Pandanaran juga terdapat berbagai makanan dan oleh-oleh khas Semarang lainnya yang dapat menjadi pilihan untuk dijadikan buah tangan. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kelezatan lumpia khas Semarang saat berkunjung ke kota ini.