taman budaya raden saleh semarang

Taman Budaya Raden Saleh, Punggawa Pelestarian Budaya Jawa

Taman Budaya Raden Saleh yang telah menjadi salah satu ikon budaya Jawa Tengah telah lama menjadi mercu suar pengembangan budaya seni tradisional asli Jawa Tengah. Seiring dengan berdirinya taman budaya di berbagai daerah, wisatawan sekarang semakin banyak menunjukkan minat untuk mengalami seni dan budaya yang autentik. Taman budaya tidak hanya menjadi tujuan wisata, tetapi juga merepresentasikan apakah suatu kota memiliki seniman yang aktif.

Di Jakarta, Taman Ismail Marzuki menjadi pusat kebudayaan terkenal, sementara di Yogyakarta, Taman Budaya Yogyakarta menjadi salah satu ikon budaya. Di Semarang, Taman Budaya Raden Saleh menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi mereka yang ingin mengeksplorasi seni dan budaya Indonesia.

Taman Budaya Raden Saleh terletak di pusat kota Semarang, di Jalan Sriwijaya no. 29, sehingga mudah dijangkau. Selain lokasinya yang strategis, taman budaya ini juga memiliki keunikan tersendiri dengan  keteduhan dan kenyamanan yang berasal dari pepohonan besar yang ada di area Taman Budaya.

Dalam taman budaya ini, para wisatawan dapat menikmati berbagai pertunjukan seni, seperti gelar wayang orang Ngesti Pandowo, dan pementasan wayang kulit. Selain itu, sringkali juga diadakan berbagai festival budaya di taman ini, seperti Festival Wayang dan Festival Tari.

Tidak hanya menawarkan seni yang autentik, Taman Budaya Raden Saleh juga menawarkan berbagai kuliner khas Semarang yang dapat dinikmati oleh para wisatawan baik pada siang maupun pada malam hari.

Pusat Seniman Semarang Berkumpul dan Pentas

Saat memasuki Taman Budaya Raden Saleh, para wisatawan akan disambut dengan patung Raden Saleh yang gagah sedang memegang kerisnya dengan erat. Di seluruh area taman budaya, terdapat seni mural dan grafiti yang memperkental nuansa seni yang ada di taman budaya ini.

Selain itu, kompleks Taman Budaya Raden Saleh juga dilengkapi dengan gedung Ki Narto Sabdo, sebuah bangunan yang memiliki ornamen khas Semarang dan biasanya digunakan untuk pementasan seni. Di depan pintu masuk gedung pertunjukkan ini, terdapat patung Ki Narto Sabdo, seorang maestro wayang dari Jawa Tengah. Di bawah patung tersebut, terdapat prasasti bertuliskan “Lewat tembang hidupku untukmu negeriku”.

Gedung Ki Narto Sabdo ini sering dijadikan tempat pementasan berbagai seni tradisional yang berkualitas tinggi dari para seniman lokal.

Selain gedung Ki Narto Sabdo, taman budaya ini juga dilengkapi dengan panggung terbuka yang sering digunakan untuk pertunjukan musik dan teater. Panggung ini memiliki kapasitas besar dan sering menjadi tempat diselenggarakannya festival seni dan budaya di Semarang.

Dengan berbagai fasilitas yang lengkap dan kualitas pertunjukan seni yang tinggi, Taman Budaya Raden Saleh menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi para mereka yang ingin mengeksplorasi seni dan budaya Semarang.

Agenda Seni Tradisional Taman Budaya Raden Saleh

Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang sering menyajikan serangkaian acara seni yang sangat menarik dan mendalam. Sebagai contoh, Teater Lingkar Semarang yang menampilkan seni drama dan pembacaan puisi, serta pameran lukisan dan pertunjukan wayang orang dan kesenian lainnya, termasuk acara musik. TBRS juga menjadi tempat nongkrongnya para seniman Semarang dan sekitarnya.

Tidak hanya itu, setiap Sabtu pukul 20.00-21.30 WIB, Wayang Orang Ngesti Pandawa hadir untuk mengisahkan legenda Mahabarata dan Ramayana. Grup wayang orang legendaris ini sangat terkenal di Indonesia dan menyajikan pertunjukan yang sangat menarik.

Jangan lewatkan agenda rutin pagelaran Wayang Kulit tiap malam Jumat Kliwon di Taman Budaya ini. Banyak pedalang kondang, seperti Ki Manteb Sudarsono, Warseno Slank, dan Ki Enthus Susmono pernah tampil di sini. Pada tahun 2023, pementasan wayang kulit ini akan hadir pada tanggal-tanggal tertentu, yaitu 2 Februari, 9 Maret, 13 April, 18 Mei, 22 Juni, 27 Juli, 31 Agustus, 5 Oktober, 9 November, dan 14 Desember.

Dengan semua pilihan acara seni yang tersedia di Taman Budaya Raden Saleh Semarang, Anda pasti akan memiliki pengalaman yang sangat memuaskan. Jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati seni dan budaya yang indah dan kaya di kota Semarang.

Surga Kuliner Siang dan Malam

Kawasan sekitar Taman Budaya Raden Saleh, yang dikenal sebagai Pleburan, telah berubah menjadi surganya Street Food dengan tipe pedagang yang berbeda di siang dan malam hari.

Saat siang hari, nikmati kuliner Street Food di bawah rindangnya pepohonan besar di kawasan Pleburan, Kota Semarang. Anda dapat bersantai dan bercengkerama dengan teman-teman atau para penjualnya yang ramah, tempat ini memang tak pernah kehilangan kehangatannya.

Puluhan pedagang berjejer dan beberapa menempati petak-petak ruko kecil terpusat di taman depan kampus Universitas Diponegoro (Undip) Pleburan. Para pedagang sudah siap dengan jualannya sejak pagi pukul 08.00, dan pengunjung terus berdatangan sepanjang hari.

Terutama saat waktu makan siang, mobil dan motor mulai memenuhi jalan sehingga banyak yang makan di dalam kendaraannya. Namun, jika cuaca cerah, para pedagang akan menggelar tikar di taman untuk tempat duduk pelanggan, meskipun masih saja penuh.

Kawasan Pleburan ini sudah memiliki sejarah panjang dalam hal Street Food, terutama sejak kampus Undip beroperasi di Pleburan puluhan tahun yang lalu.

Sementara pada malam hari, Pleburan menjadi salah satu tempat kuliner malam di Semarang yang direkomendasikan dan cukup terkenal di kalangan warga lokal.

Jangan lewatkan pengalaman kuliner malam di Semarang ketika berkunjung ke kota ini. Tempat-tempat kuliner malam di Semarang cocok dinikmati bersama teman, pasangan, maupun keluarga, baik di tenda kaki lima maupun di kafe tematik dengan menu unik di setiap lapaknya.