Kota Semarang adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Di masa lalu, kota ini memiliki peran yang sangat penting bagi Hindia Belanda karena merupakan salah satu dari tiga pusat pelabuhan (Jakarta dan Surabaya) yang menjadi sumber hasil bumi dari wilayah pedalaman Jawa. Nama “Semarang” berasal dari Pohon Asam.
Sebagai pusat perdagangan di masa lalu, Kota Semarang telah menjadi tempat yang ramai dan berkembang pesat. Kota ini memiliki banyak tempat wisata dan berbagai kuliner yang lezat. Salah satu tempat wisata yang populer di Kota Semarang adalah Lawang Sewu, sebuah bangunan bersejarah yang dulunya merupakan kantor perusahaan kereta api. Ada juga Kota Lama atau Kota Tua Semarang yang menampilkan arsitektur kolonial yang indah, dan Pantai Marina yang menawarkan pemandangan laut yang indah.
Selain itu, Kota Semarang juga terkenal dengan makanan khasnya seperti Lumpia Semarang dan Wingko Babat. Lumpia Semarang adalah makanan berupa kulit pangsit yang diisi dengan sayuran dan ayam cincang, dan kemudian digoreng. Sedangkan Wingko Babat adalah makanan manis yang terbuat dari kelapa dan ketan.
Kota Semarang juga memiliki sejarah yang kaya dan menarik untuk dipelajari. Ada banyak museum di kota ini, seperti Museum Ranggawarsita dan Museum Rekor Dunia Indonesia. Selain itu, ada juga Masjid Agung Jawa Tengah yang merupakan salah satu masjid terbesar di Indonesia dan memiliki arsitektur yang indah.
Secara keseluruhan, Kota Semarang adalah kota yang kaya akan sejarah dan budaya. Dari tempat wisata hingga kuliner, Semarang menawarkan banyak hal yang menarik bagi pengunjung yang ingin mengenal lebih dalam tentang Jawa Tengah.
- Spot Mancing Sepanjang Pantura yang Cocok untuk Wisata Keluarga
- Desa Wisata, Pilihan Liburan Edukatif Musim Liburan Sekolah
- Buktikan Diri Sebagai Gamer Sejati dengan Memiliki ASUS ROG Strix Scar 16
- Mall di Semarang Yang Cocok Untuk Wisata dan Belanja Keluarga
- Service Center Xiaomi Resmi Semarang, Jam Buka, Lokasi, dan Nomer Kontak
Asal Usul Kota Semarang
Kisah sejarah Kota Semarang Jawa Tengah dimulai sekitar abad ke-8 Masehi, di daerah pesisir yang dulu bernama Pragota (sekarang Bergota), bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Pada saat itu, daerah tersebut adalah pelabuhan dengan gugusan pulau-pulau kecil di depannya. Karena pengendapan yang terus berlangsung hingga sekarang, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Sebagian dari kota Semarang Bawah yang kita kenal sekarang dulunya adalah lautan.
Pelabuhan tersebut diperkirakan terletak di daerah Pasar Bulu saat ini, dan membentang hingga Pelabuhan Simongan, di mana armada Laksamana Cheng Ho sandar pada tahun 1405 Masehi. Di tempat ini, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan masjid yang masih bisa dikunjungi hingga kini dan dikenal sebagai Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 Masehi, Kerajaan Demak menempatkan seseorang bernama Pangeran Made Pandan untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Daerah tersebut semakin subur dari waktu ke waktu dan di tengah kesuburannya muncul pohon asam arang yang memberikan nama daerah tersebut menjadi Semarang.
Sejarah Kota Semarang
Sejarah Kota Semarang tidak dapat dipisahkan dari keberadaannya sebagai pelabuhan penting di Indonesia. Pada masa lampau, kota ini telah memainkan peran penting sebagai pusat perdagangan hasil bumi dari wilayah pedalaman Jawa. Di bawah kepemimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin berkembang dan menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Seiring dengan pertumbuhannya yang semakin meningkat, Semarang akhirnya dijadikan setingkat dengan Kabupaten pada tanggal 2 Mei 1547. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
Namun, pada tahun 1678, Amangkurat II dari Mataram memberikan Semarang kepada VOC sebagai pembayaran hutangnya. Tahun 1705, Susuhunan Pakubuwono I kemudian menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu merebut Kartasura. Sejak saat itu, Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Perkembangan kota Semarang tidak terlepas dari kehadiran VOC, dan seiring berjalannya waktu, VOC semakin memperkuat posisinya di kota ini. Kantor KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) di Semarang menjadi bukti kekuasaan VOC di kota ini pada tahun 1918-1930. Namun, di balik kekuasaannya, VOC juga telah memperkenalkan banyak inovasi dalam bidang perdagangan dan transportasi yang kemudian berdampak positif pada perkembangan kota Semarang.
Pada tahun 1906, Pemerintah Gemeente terbentuk melalui Stanblat Nomor 120 tahun 1906. Pemerintah kota besar ini dipimpin oleh seorang Burgemeester (Walikota). Namun, sistem pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda dan berakhir pada tahun 1942 ketika pemerintahan pendudukan Jepang datang.
Ketika masa pendudukan Jepang, terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dipimpin oleh Militer (Shico) dari Jepang. Dalam kepemimpinannya didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico), satu dari Jepang dan satu lagi dari bangsa Indonesia. Tidak lama setelah kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 15 hingga 20 Oktober 1945, terjadi peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang berjuang melawan balatentara Jepang yang enggan menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari di Semarang.
Tahun 1946, Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda pada tanggal 16 Mei 1946. Namun, pada tanggal 3 Juni 1946, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, Walikota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan, dengan tipu muslihatnya. Selama masa pendudukan Belanda, tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Meskipun begitu, para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian diluar kota sampai dengan bulan Desember 1948. Daerah pengungsian pun berpindah-pindah, dimulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya berakhir di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R. Prawotosudibyo, dan Mr. Ichsan.
Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti masa kolonial dulu, di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Namun, upaya tersebut tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. Kemudian, pada tanggal 1 April 1950, Mayor Suhardi, Komandan KMKB, menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr. Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.
Arti Semarang
Semarang merupakan sebuah kota penting di Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Nama “Semarang” sendiri berasal dari kata “sem” yang berarti asam atau pohon asam, serta kata “arang” yang berarti jarang. Ketika kedua kata tersebut digabungkan, maka artinya adalah asam yang jarang-jarang. Meski sempat mengalami perubahan penulisan saat zaman kolonialisme Hindia Belanda, akhirnya nama kota ini kembali diubah menjadi Semarang.
Kota Semarang terkenal sebagai salah satu pusat pelabuhan penting di Indonesia, selain Jakarta dan Surabaya. Hal ini karena kota ini berperan sebagai pemasok hasil bumi dari wilayah pedalaman Jawa ke luar negeri pada masa penjajahan. Seiring dengan perkembangan zaman, Semarang telah tumbuh dan berkembang menjadi sebuah kota besar yang terbagi ke dalam beberapa wilayah, seperti Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Selatan, Semarang Utara, dan Semarang Barat. Pembagian wilayah ini bermula dari pembagian wilayah sub-residen oleh Pemerintah Hindia Belanda yang setingkat dengan kecamatan.
Fakta Kota Semarang
Semarang adalah kota yang memiliki banyak hal menarik. Berikut adalah enam fakta menarik seputar Kota Semarang yang dilansir dari berbagai sumber.
Kota Pelabuhan
Kondisi geografis Semarang yang terletak di wilayah pesisir dengan adanya pelabuhan menjadi cikal bakal pertumbuhan kota ini hingga menjadi wilayah perkotaan seperti sekarang. Sejak zaman pra-kolonialisme, perdagangan di pelabuhan menjadi kegiatan utama di Semarang. Hal tersebut menjadikan Kota Semarang sebagai wilayah strategis dalam pengembangan perekonomian dan distribusi barang jasa. Dulu, sungai-sungai di pusat kota merupakan kawasan pelabuhan, dan Sungai Semarang menjadi jalur lalu lintas kapal dan perahu yang tersibuk. Namun, akibat sedimentasi sungai, jalur ini sudah tidak memungkinkan lagi. Oleh karena itu, pelabuhan kemudian direlokasi ke Muara Baru. Saat ini, Pelabuhan Tanjung Emas adalah pelabuhan utama yang ada di Semarang.
Hari Jadi Kota Semarang
Kota Semarang memiliki sejarah yang panjang, termasuk saat menjadi perhatian Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang. Pada masa kepemimpinan Pandan Arang II, kota ini menunjukkan pertumbuhan yang pesat dan memenuhi persyaratan untuk dijadikan setara dengan kabupaten.
Tepat pada 2 Mei 1547, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal tahun 954 H, Sultan Hadiwijaya menetapkan status Semarang sebagai kabupaten setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Sejak itu, tanggal 2 Mei dijadikan sebagai hari jadi kota Semarang dan kini telah berusia 474 tahun. Semoga kota Semarang terus tumbuh dan berkembang menjadi kota yang lebih maju dan sejahtera.
Peran Penting Kereta Api
Peran kereta api dalam sejarah Indonesia tak bisa dipisahkan dari Semarang. Sebagai tonggak pertama pembangunan kereta api Hindia Belanda dimulai, Semarang memainkan peran penting dalam pembangunan jalur kereta api. Jalur kereta api yang dibangun pertama kali dimulai dari Desa Kemijen dan berakhir di Desa Tanggung dengan lebar sepur 1435 mm dan panjang 26 Km.
Pencangkulan pertama dilakukan pada 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr LAJ Baron Sloet van den Beele. Lalu, jalur kereta api ini dibuka untuk umum pada 10 Agustus 1867. Pembangunan jalur kereta api ini diprakarsai oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) yang dipimpin oleh Ir JP de Bordes.
Setelah itu, pembangunan rel dilanjutkan untuk menghubungkan Semarang dan Surakarta dengan jarak 110 Km. Semarang kini memiliki dua stasiun kereta api utama, yaitu Stasiun Semarang Tawang dan Stasiun Semarang Poncol. Dalam sejarah kereta api Indonesia, Semarang memang memiliki tempat yang penting dan kereta api masih menjadi salah satu transportasi favorit masyarakat untuk perjalanan jarak jauh.
Kota dengan Beragam Julukan
Kota Semarang memiliki beberapa julukan yang unik dan khas. Salah satunya adalah Venetië van Java yang artinya Venesia dari Jawa. Kota ini dinamai demikian karena dilalui banyak sungai seperti halnya di Venesia, Italia. Julukan lainnya adalah Kota Lumpia, yang berasal dari makanan khas Semarang yaitu lumpia, yang merupakan perpaduan dari budaya Jawa dan Cina.
Kota ini juga dijuluki Kota Atlas yang berasal dari akronim Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat yang menjadi slogan pemeliharaan keindahan kota. Selain itu, Semarang juga disebut The Port of Java (Pelabuhannya Jawa) sebagai upaya mempromosikan kota sebagai pusat Pelabuhan Jawa, dan Semarang Pesona Asia.
Pada tahun 2009, Wali Kota Semarang mengusulkan slogan “SPA” yang artinya Sehat, Rapi, Asri. Konsekuensinya, dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kebersihan dan keindahan kota seperti perbaikan saluran, jalan, trotoar, taman, dan penataan pedagang kaki lima. Dengan beragam julukannya yang unik, Semarang semakin terkenal di Indonesia maupun di dunia.
Wisata Kota Semarang
Kota Semarang menyuguhkan berbagai tempat wisata menarik bagi wisatawan. Bukan hanya memiliki keindahan alam yang menawan, namun juga menawarkan sejarah yang menarik untuk dipelajari. Sehingga, kota ini menjadi destinasi wisata yang populer untuk dikunjungi saat liburan.
Berbagai destinasi wisata populer di Kota Semarang antara lain Lawang Sewu, Saloka Theme Park, Klenteng Sam Poo Kong, Kota Lama Semarang, Pagoda Avalokitesvara, Kampung Pelangi, Museum Ranggawarsita, Brown Canyon Semarang, Dusun Semilir Eco Park, Pantai Marina, Museum Rekor Dunia Indonesia, Museum Kereta Api Ambarawa, Taman Margasatwa Semarang, dan juga banyak cafe estetik dan instagramable di semarang.
Kuliner Khas Semarang
Semarang memiliki banyak kuliner khas yang terkenal dan menggugah selera. Selain lumpia yang sudah terkenal, ada juga beberapa makanan lain yang patut dicoba.
Tahu Gimbal, misalnya, adalah makanan yang terbuat dari tahu goreng dengan tambahan kuah kacang, kerupuk udang, dan potongan telur. Sementara itu, Garang Asem Ayam adalah hidangan ayam yang dimasak dengan bumbu asem-asam, pedas, dan manis.
Soto Bangkong juga merupakan kuliner khas Semarang yang terkenal, yaitu sup ayam dengan bumbu rempah yang khas. Babat Gongso juga sangat lezat, terutama untuk para penggemar hidangan khas jawa. Ada juga Pisang Plenet, yaitu pisang goreng yang diberi tambahan adonan tepung dan wijen.
Roti Ganjal Rel juga sangat terkenal di Semarang, roti ini terdiri dari dua lembar roti yang dipanggang bersamaan dengan kornet dan keju. Sementara itu, Nasi Pindang merupakan nasi yang dimasak dengan bumbu pindang, yang biasanya disajikan dengan ikan asin.
Wingko Babat juga merupakan makanan khas Semarang yang terkenal, yaitu kue yang terbuat dari kelapa parut dan gula merah. Ada juga Bandeng Presto yang sangat terkenal di Semarang, yaitu ikan bandeng yang dimasak dengan cara presto sehingga sangat empuk.
Gandos juga merupakan makanan yang unik, terbuat dari jagung yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Mi Kopyok juga menjadi kuliner khas Semarang yang harus dicoba, yaitu mie yang disajikan dengan kuah kaldu yang kental dan bumbu khas Semarang.
Daftar Walikota Semarang Sejak 1945
Berikut adalah daftar walikota Kota Semarang sejak tahun 1945. Kota Semarang dulunya dikenal sebagai Kota Praja, kemudian menjadi Kota Semarang.
- Mr. Moch.lchsan
- Mr. Koesoebiyono Tjondrowibowo (1949–1 Juli 1951)
- RM. Hadisoebeno Sosrowerdoyo (1 Juli 1951–1 Januari 1958)
- Mr. Abdulmadjid Djojoadiningrat (7 Januari 1958–1 Januari 1960)
- RM Soebagyono Tjondrokoesoemo (1 Januari 1961–26 April 1964)
- Mr. Wuryanto (25 April 1964–1 September 1966)
- Letkol. Soeparno (1 September 1966–6 Maret 1967)
- Letkol. R.Warsito Soegiarto (6 Maret 1967–2 Januari 1973)
- Kolonel Hadijanto (2 Januari 1973–15 Januari 1980)
- Kol. H. Iman Soeparto Tjakrajoeda SH (15 Januari 1980–19 Januari 1990)
- Kolonel H. Soetrisno Suharto (19 Januari 1990–19 Januari 2000)
- H. Sukawi Sutarip SH. (19 Januari 2000–2010)
- Drs. H. Soemarmo HS, MSi. (2010–2013)
- Hendrar Prihadi, SE, MM. (2013-2023)
- Hevearita Gunaryanti (2023-sekarang)
Dalam rentang waktu tersebut, terdapat 14 walikota yang memimpin Kota Semarang. Terakhir, Hevearita Gunaryanti menjabat sebagai walikota Kota Semarang mulai dari tahun 2023.
Daftar penguasa Semarang
Di bawah Kerajaan Demak
- Kin San/Raden Kusen (1478-1529)
- Ki Ageng Pandan Arang
- Sunan Bayat (Sunan Pandan Arang II)
Di bawah Kesultanan Pajang dan Kesultanan Mataram
- Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553-1586)
- Mas R.Tumenggung Tambi (1657-1659)
- Mas Tumenggung Wongsorejo (1659 – 1666)
- Mas Tumenggung Prawiroprojo (1666-1670)
- Mas Tumenggung Alap-alap (1670-1674)
- Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674 -1701)
Daftar Wilayah di Semarang
Kota Semarang memiliki sistem pembagian wilayah kota yang serupa dengan kota-kota besar lainnya seperti Jakarta dan Surabaya. Pembagian wilayah kota tersebut terdiri dari lima wilayah, yaitu Semarang Tengah/Pusat, Semarang Timur, Semarang Barat, Semarang Selatan, dan Semarang Utara. Pembagian wilayah kota ini didasarkan pada pembagian sub-residen oleh Pemerintah Hindia Belanda yang setara dengan kecamatan. Meskipun ada kesamaan nama antara wilayah kota dan kecamatan, namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
- Wilayah Semarang Pusat mencakup seluruh kecamatan Semarang Tengah, Semarang Selatan, Semarang Timur (sisi selatan), Gajahmungkur (sisi utara), dan Candirsari (sisi utara).
- Wilayah Semarang Utara mencakup seluruh kecamatan Semarang Utara, Semarang Timur (sisi utara), Gayamsari (sisi utara), dan Genuk (sisi barat dan utara).
- Wilayah Semarang Timur mencakup seluruh kecamatan Pedurungan, Gayamsari (sisi selatan), Tembalang (sisi utara), dan Genuk (sisi selatan dan timur).
- Wilayah Semarang Barat mencakup seluruh kecamatan Semarang Barat, Ngaliyan, Mijen, dan Tugu. Wilayah Semarang Selatan mencakup seluruh kecamatan Banyumanik, Gunungpati, Tembalang (sisi selatan), Candisari (sisi selatan), dan Gajahmungkur (sisi selatan).
Meskipun pembagian wilayah kota ini tidak memiliki batas administratif yang spesifik seperti halnya Jakarta dan Surabaya, namun penyebutan wilayah kota ini masih sering digunakan untuk mempermudah mengetahui suatu lokasi berdasarkan letak relatifnya terhadap pusat kota. Setiap wilayah kota memiliki karakteristik dan kondisi yang berbeda-beda baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun budaya.