Festival Bubak Semarang 2025 akan kembali digelar dengan nuansa budaya khas Semarang, kali ini menyapa publik di Kawasan Pecinan Semarang. Diselenggarakan oleh Gambang Semarang Art Company (GSAC) dan didukung oleh Dana Indonesiana 2024/2025 dari Kementerian Kebudayaan RI dan LPDP, festival ini menjadi ruang ekspresi seni dan pelestarian warisan budaya Tionghoa-Jawa.
- Wisata Semarang Paling Edukatif untuk Anak Saat Liburan Panjang
- Wisata Kota Lama Semarang Instagramable yang Wajib Dikunjungi
- Wisata Semarang Meriah dengan Karnaval Pawai Ogoh-Ogoh
- Kolaborasi Strategis Tabungan Umroh BSI dan Arrayyan Al Mubarak
- Arrayyan Travel: Layanan Terbaik untuk Penyelenggaraan Haji
Festival Bubak Semarang 2025 Sebagai Penghormatan Jejak Sejarah Tionghoa di Semarang
Kawasan Pecinan Semarang adalah warisan sejarah yang mencerminkan percampuran budaya Tionghoa dan Jawa. Wilayah ini mencakup empat kelurahan: Kranggan, Purwodinatan, Gabahan, dan Kauman, yang terletak di Kecamatan Semarang Tengah. Tidak jauh dari Kota Lama, kawasan ini memiliki banyak bangunan bersejarah, termasuk kelenteng-kelenteng tua.
Masyarakat Tionghoa mulai masuk ke Pulau Jawa sejak abad ke-7 melalui jalur laut. Mereka datang sebagai pedagang dan pelaut, menjalin hubungan erat dengan kerajaan besar seperti Holing dan Majapahit. Di Semarang, permukiman awal tercatat di kawasan Simongan, dibangun oleh para anak buah kapal Cheng Ho.
Setelah geger pecinan tahun 1743, komunitas Tionghoa diizinkan tinggal di kawasan Pecinan oleh pemerintah kolonial. Sejak saat itu, budaya Tionghoa tumbuh subur dan menghasilkan akulturasi yang unik dengan masyarakat lokal, yang kemudian membentuk identitas budaya Kota Semarang.
Festival Bubak Semarang 2025: Pameran dan Pertunjukan Budaya
Dalam rangkaian Festival Bubak Semarang 2025, publik akan diajak merasakan atmosfer budaya Tionghoa melalui dua acara utama:
Pameran Ruang Publik di Pecinan
Tanggal : 27 – 29 Juni 2025
Jam: 09.00 – 21.00 WIB
Lokasi: Kawasan Pecinan Semarang
Pameran ini membuka ruang dialog antara publik dan budaya, menampilkan berbagai arsip, dokumentasi komunitas, serta karya visual yang menggambarkan kehidupan dan sejarah masyarakat Tionghoa di Semarang.
Pertunjukan Gambang Semarang “Pendekar Rompi Macan”
Tanggal: Sabtu, 28 Juni 2025
Jam: 19.00 WIB – selesai
Lokasi: Halaman Kelenteng See Hoo Kiong, Jl. Sebandaran I No. 32, Gabahan, Semarang Tengah
Pementasan ini menghadirkan lakon “Pendekar Rompi Macan”, yang mengangkat cerita perlawanan masyarakat Jawa dan Tionghoa terhadap VOC pada abad ke-18. Pertunjukan juga akan dimeriahkan oleh dua karya tari:
-
“Mangzhong” oleh Tandawa Ratri (Semarang)
-
“Gongfu” oleh Sanggar Nyi Pandansari (Kendal)
Keduanya menampilkan ekspresi artistik hasil perpaduan budaya lokal dan oriental.
Warisan Kelenteng Tua Jadi Saksi Sejarah
Pecinan Semarang memiliki deretan kelenteng bersejarah, beberapa di antaranya akan menjadi bagian dari rute festival atau latar pertunjukan. Di antaranya:
-
Kelenteng Siu Hok Bio (1753) – Jl. Wotgandul Timur
-
Kelenteng Tay Kak Sie (1771) – Jl. Gang Lombok
-
Kelenteng Tong Pek Bio (1782) – Jl. Gang Pinggir
-
Kelenteng See Hoo Kiong (1881) – Lokasi pertunjukan utama
Setiap bangunan mencerminkan warisan spiritual, arsitektur, dan interaksi sosial masyarakat Tionghoa yang telah lama menetap di Semarang.
Festival Bubak Semarang 2025 bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga panggung sejarah hidup yang menghubungkan masa lalu dengan generasi masa kini. Yuk, ramaikan festival bubak semarang 2025 dan nikmati suguhan seni budaya di jantung Pecinan Semarang!