Candi Borobudur merupakan salah satu warisan budaya paling megah dan berharga di Indonesia, bahkan di dunia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, candi ini merupakan monumen Buddha terbesar dan merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang terdaftar di UNESCO. Dengan kemegahan arsitektur dan sejarahnya yang panjang, Borobudur menjadi tujuan wisata yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara yang ingin menyaksikan keindahan arsitektur kuno dan spiritualitas yang kental.
- Buktikan Diri Sebagai Gamer Sejati dengan Memiliki ASUS ROG Strix Scar 16
- Mall di Semarang Yang Cocok Untuk Wisata dan Belanja Keluarga
- Service Center Xiaomi Resmi Semarang, Jam Buka, Lokasi, dan Nomer Kontak
- Bengkel Yamaha Terdekat Anda di Semarang
- Samsung Service Center Semarang, Lokasi , Layanan yang Disediakan, dan Layanan WhatsApp
Siapa Pendiri Candi Borobudur dan Kapan Dibangun?
Candi Borobudur dibangun sekitar abad ke-8 hingga abad ke-9 Masehi oleh Dinasti Syailendra, sebuah dinasti Buddha yang berkuasa di Jawa Tengah dan sebagian Sumatra. Raja yang diyakini memprakarsai pembangunan candi ini adalah Raja Samaratungga. Pada masa itu, agama Buddha Mahayana berkembang pesat di wilayah ini, sehingga monumen ini dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha dan pusat ziarah bagi umat Buddha.
Pembangunan Candi Borobudur memakan waktu sekitar 75 hingga 100 tahun dan diselesaikan pada masa pemerintahan putri Samaratungga, yakni Pramodhawardhani. Struktur bangunan candi ini dirancang untuk menggambarkan alam semesta dalam konsep kosmologi Buddha, yakni sebagai simbol perjalanan spiritual dari dunia penuh hasrat hingga mencapai tingkat pencerahan (nirwana). Relief yang terpahat pada dinding candi menggambarkan ajaran-ajaran Buddha dan kisah-kisah Jataka, yakni cerita kehidupan Buddha sebelumnya.
Candi ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai alat pendidikan yang menunjukkan ajaran moral Buddha kepada masyarakat melalui gambar-gambar yang terpahat di dindingnya. Candi Borobudur juga didesain dengan pola mandala yang merepresentasikan alam semesta, sehingga peziarah yang mengelilingi candi dapat merenungkan perjalanan spiritual mereka menuju pencerahan.
Setelah berabad-abad terkubur dan terlupakan, Candi Borobudur ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Thomas Stamford Raffles, seorang gubernur kolonial Inggris di Jawa. Saat itu, Raffles mendengar laporan dari penduduk setempat tentang sebuah bangunan besar yang tertutup tanah dan tumbuhan liar di dekat Magelang. Raffles kemudian mengutus insinyur Belanda bernama Cornelius untuk membersihkan lokasi tersebut, dan candi perlahan mulai terlihat, meskipun masih dalam keadaan rusak dan tertutup.
Pada tahun 1835, candi ini benar-benar berhasil dibersihkan sehingga bentuk aslinya mulai terlihat, meskipun kondisinya masih jauh dari sempurna. Upaya restorasi pertama dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1907 hingga 1911, dipimpin oleh arkeolog Belanda bernama Theodor van Erp. Van Erp berupaya memperbaiki struktur yang rusak, memperkuat fondasi, serta mengembalikan beberapa bagian candi yang hilang atau rusak akibat penjarahan dan faktor alam. Namun, karena keterbatasan teknologi saat itu, banyak bagian yang tidak dapat dipulihkan secara optimal.
Restorasi besar-besaran berikutnya dilakukan antara tahun 1973 hingga 1983 dengan dukungan UNESCO. Pada proyek ini, tim restorasi modern menggunakan teknologi terbaru untuk membongkar dan membangun kembali struktur candi guna memperkuat fondasi serta melindungi batu-batu dari pelapukan dan kerusakan akibat hujan tropis. Restorasi ini juga mencakup pemasangan sistem drainase untuk mengurangi dampak air hujan yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama kerusakan.
Setelah restorasi besar-besaran ini, Candi Borobudur diresmikan kembali pada tahun 1983 dan diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Pengakuan ini membawa perhatian dunia terhadap pentingnya pelestarian Borobudur sebagai warisan budaya. Sejak saat itu, Candi Borobudur menjadi destinasi wisata internasional sekaligus pusat studi arkeologi dan budaya Buddha.
Hingga saat ini, Candi Borobudur tetap dalam pengawasan pemerintah Indonesia dan UNESCO. Upaya pelestarian terus dilakukan untuk menjaga kondisi candi tetap stabil, mengingat Borobudur masih menghadapi tantangan dari faktor cuaca, kunjungan wisatawan, dan kerusakan alamiah. Selain itu, langkah-langkah konservasi dan penelitian arkeologi terus dilakukan untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat terus menikmati dan mempelajari keajaiban sejarah ini.
Struktur Candi
Candi Borobudur memiliki struktur yang sangat kompleks dan mencerminkan pemahaman mendalam tentang kosmologi Buddha, arsitektur, dan seni pahat. Candi ini berbentuk stupa berundak yang terdiri dari tiga bagian utama: Kamadhatu (bagian bawah), Rupadhatu (bagian tengah), dan Arupadhatu (bagian atas). Setiap tingkatan melambangkan perjalanan spiritual manusia dari dunia hasrat menuju pencerahan.
Berikut adalah rincian dari setiap bagian struktur Candi Borobudur:
Kamadhatu (Bagian Dasar)
- Kamadhatu merupakan bagian dasar candi yang mewakili dunia hasrat, yaitu dunia yang penuh dengan nafsu, keinginan, dan keserakahan. Pada bagian ini, terdapat 160 panel relief yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa pada masa itu, serta ajaran moral tentang karma (hukum sebab-akibat). Relief di Kamadhatu juga memperlihatkan kehidupan yang penuh penderitaan akibat hawa nafsu dan keserakahan manusia.
- Bagian ini sebagian tertutup oleh struktur batu yang berfungsi sebagai penguat untuk menjaga kestabilan candi. Walaupun sebagian tertutup, relief di Kamadhatu tetap terlihat dan dapat dinikmati melalui rekonstruksi atau foto dokumentasi yang diambil sebelum bagian ini tertutup.
Rupadhatu (Bagian Tengah)
- Rupadhatu adalah bagian tengah candi yang melambangkan dunia bentuk, tempat makhluk mulai meninggalkan hasrat duniawi namun masih terikat oleh bentuk dan wujud. Rupadhatu terdiri dari empat tingkat teras yang berundak dan dihiasi oleh sekitar 1.300 panel relief serta 432 arca Buddha.
- Relief di Rupadhatu menggambarkan kisah-kisah dari kitab suci agama Buddha, seperti Jataka (cerita kehidupan Buddha sebelumnya), Lalitavistara (kisah kehidupan Buddha Gautama), Avadana (kisah kebajikan), dan Gandavyuha (kisah perjalanan Sudhana dalam mencari kebijaksanaan). Setiap panel dipahat dengan detail tinggi, menggambarkan ajaran Buddha dan pesan moral bagi umatnya.
- Di setiap dinding Rupadhatu terdapat ceruk yang berisi patung Buddha dalam berbagai mudra atau sikap tangan yang melambangkan aspek-aspek tertentu dari ajaran Buddha. Total ada 432 patung Buddha di bagian Rupadhatu, masing-masing ditempatkan di ceruk-ceruk pada dinding candi.
Arupadhatu (Bagian Atas)
- Arupadhatu merupakan bagian tertinggi dari Candi Borobudur yang melambangkan dunia tanpa bentuk, yaitu tingkat spiritual tertinggi di mana seseorang mencapai pencerahan dan terbebas dari segala keterikatan duniawi. Bagian ini terdiri dari tiga teras melingkar yang berisi 72 stupa berlubang (stupa berterawang) dengan patung Buddha di dalamnya.
- Bentuk stupa pada teras ini berbeda dari bagian-bagian lainnya. Stupa-stupa ini tidak memiliki relief atau dekorasi lain dan di dalam setiap stupa terdapat patung Buddha dalam sikap meditasi, yang melambangkan ketenangan dan kedamaian.
- Puncak dari Arupadhatu adalah stupa utama yang besar di bagian tengah atas candi. Stupa ini melambangkan pencapaian tertinggi dalam ajaran Buddha, yaitu nirwana. Tidak ada patung di dalam stupa utama ini, yang melambangkan kehampaan atau kesempurnaan tertinggi dalam Buddha.
Makna Simbolis dari Struktur Candi Borobudur
- Secara keseluruhan, struktur Candi Borobudur merupakan mandala tiga dimensi yang mewakili alam semesta dalam kosmologi Buddha. Setiap tingkatan menggambarkan tahapan-tahapan dalam perjalanan spiritual manusia dari dunia yang penuh dengan nafsu (Kamadhatu), naik ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi (Rupadhatu), hingga mencapai pencerahan total (Arupadhatu).
- Peziarah yang mengikuti jalur pradaksina (mengelilingi candi searah jarum jam) akan mengalami perjalanan spiritual dengan merenungkan relief yang ada pada setiap tingkat, sebelum akhirnya mencapai puncak candi yang melambangkan pembebasan dan pencerahan.
Ukuran dan Tata Letak Candi Borobudur
- Candi Borobudur memiliki luas sekitar 123 x 123 meter dengan tinggi awal sekitar 42 meter, namun sekarang menjadi 35 meter setelah beberapa lapisan di bagian atas menghilang. Desainnya sangat simetris dan dirancang sedemikian rupa sehingga setiap bagian melengkapi bagian lainnya.
- Arsitektur ini menggunakan teknik batu kering atau interlocking, di mana batu-batu diatur tanpa semen, hanya dengan mengaitkan batu satu sama lain dengan presisi tinggi, yang menunjukkan kemajuan teknologi konstruksi pada masa itu.
Struktur Borobudur yang rumit dan mendalam ini tidak hanya mencerminkan keahlian teknis dan estetika, tetapi juga pemahaman spiritual yang sangat mendalam dari masyarakat Jawa pada masa Dinasti Syailendra. Setiap detail struktur dan reliefnya mengajak pengunjung untuk tidak hanya menikmati keindahan, tetapi juga memahami perjalanan spiritual yang diwakili oleh setiap tingkatan candi.
Cara Mengakses Borobudur dari Semarang
Bagi wisatawan yang ingin berangkat dari Semarang, akses menuju Candi Borobudur cukup mudah. Ada berbagai opsi transportasi, seperti bus atau mobil sewaan, dengan waktu tempuh sekitar 2-3 jam melalui jalur darat. Wisatawan dapat menempuh rute melalui jalan tol Semarang-Bawen, kemudian melanjutkan perjalanan ke Magelang. Jika menggunakan kendaraan umum, tersedia juga layanan shuttle bus yang nyaman dan terjangkau dari Semarang ke lokasi candi.
Fasilitas di Candi Borobudur
Candi Borobudur menawarkan berbagai fasilitas yang dirancang untuk membuat kunjungan wisatawan lebih nyaman dan menyenangkan. Fasilitas ini mendukung kebutuhan pengunjung mulai dari informasi, istirahat, hingga belanja suvenir khas Borobudur. Berikut adalah fasilitas utama yang tersedia di Candi Borobudur:
1. Area Parkir Candi Borobudur Luas
- Untuk pengunjung yang membawa kendaraan pribadi, tersedia area parkir yang luas dan aman di sekitar kompleks candi. Lokasi parkir ini dapat menampung kendaraan roda dua, mobil, serta bus wisata, sehingga memudahkan pengunjung yang datang dalam rombongan besar.
2. Pusat Informasi Candi Borobudur
- Terdapat pusat informasi yang siap membantu pengunjung yang membutuhkan panduan atau memiliki pertanyaan tentang sejarah, tata letak, dan kegiatan di Candi Borobudur. Petugas di pusat informasi juga dapat memberikan peta area candi serta rekomendasi mengenai rute terbaik untuk menjelajahi kompleks ini.
3. Museum Borobudur dan Museum Karmawibhangga
- Di sekitar area candi, terdapat Museum Borobudur dan Museum Karmawibhangga yang menyajikan informasi mendalam mengenai sejarah dan proses pembangunan candi. Museum ini menampilkan berbagai artefak, foto-foto dokumentasi pemugaran, dan relief yang ditemukan di sekitar candi. Pengunjung dapat mempelajari lebih banyak tentang nilai budaya dan spiritual dari Candi Borobudur.
4. Toilet dan Fasilitas Umum
- Fasilitas toilet umum tersedia di beberapa titik di sekitar area candi, yang terjaga kebersihannya untuk kenyamanan pengunjung. Selain itu, terdapat juga tempat istirahat dan gazebo untuk beristirahat setelah mengelilingi candi.
5. Toko Suvenir Candi Borobudur
- Di area keluar, terdapat berbagai toko suvenir yang menawarkan barang-barang khas Borobudur, seperti miniatur candi, kain batik, kerajinan tangan, dan barang-barang lainnya. Pengunjung dapat membeli oleh-oleh sebagai kenang-kenangan atau hadiah untuk keluarga dan teman.
6. Penyewaan Payung dan Topi
- Mengingat cuaca yang sering terik di sekitar Candi Borobudur, tersedia layanan penyewaan payung dan topi bagi pengunjung yang ingin berlindung dari sinar matahari. Hal ini sangat membantu terutama saat siang hari, di mana area candi sangat terbuka.
7. Jalur Khusus untuk Difabel
- Candi Borobudur memiliki jalur khusus bagi pengunjung difabel, termasuk penyewaan kursi roda di area pintu masuk. Jalur ini memungkinkan pengunjung dengan kebutuhan khusus untuk menikmati keindahan candi dengan lebih mudah dan nyaman.
8. Pemandu Wisata Profesional
- Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam, pengunjung dapat menyewa jasa pemandu wisata profesional. Pemandu ini akan menjelaskan sejarah dan makna setiap relief serta struktur candi, memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai simbolisme dan nilai budaya Candi Borobudur.
9. Restoran dan Kafe
- Di sekitar kawasan wisata, terdapat beberapa restoran dan kafe yang menyediakan makanan dan minuman untuk pengunjung yang ingin beristirahat. Menu yang disediakan beragam, mulai dari hidangan lokal hingga makanan internasional, dengan area duduk yang nyaman dan pemandangan alam sekitar.
10. Layanan Shuttle untuk Pengunjung Candi Borobudur
- Bagi pengunjung yang ingin lebih mudah mencapai area utama candi, tersedia layanan shuttle (kereta kecil) dari area parkir menuju pintu masuk candi. Layanan ini memudahkan pengunjung yang membawa anak-anak atau memiliki barang bawaan berat.
11. Tur Sunrise dan Sunset
- Candi Borobudur menawarkan paket tur sunrise dan sunset untuk pengalaman yang unik. Dengan tur ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan matahari terbit atau terbenam dari puncak candi, menciptakan momen yang sangat memukau dan Instagrammable.
12. Layanan Fotografi
- Untuk pengunjung yang ingin mengabadikan momen, tersedia juga layanan fotografi profesional di area candi. Fotografer ini siap menangkap momen terbaik dengan latar belakang candi, memberikan kenangan yang tak terlupakan.
Dengan berbagai fasilitas ini, Candi Borobudur siap memberikan pengalaman berkunjung yang nyaman, menarik, dan mendalam bagi semua wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Jam Buka Candi
Candi ini buka setiap hari dengan jam operasional sebagai berikut:
- Senin – Minggu: 06:00 – 17:00 WIB
Pengunjung dapat memasuki area candi mulai pukul 06.00 pagi hingga 17.00 sore. Untuk pengalaman yang lebih istimewa, tersedia juga paket tur sunrise yang memungkinkan pengunjung menikmati matahari terbit dari puncak candi. Informasi lebih lanjut mengenai paket ini dapat ditemukan di situs resmi Taman Wisata Candi Borobudur.
Perlu dicatat bahwa jam operasional dapat berubah sewaktu-waktu, terutama selama hari libur nasional atau acara khusus. Disarankan untuk memeriksa informasi terbaru melalui situs resmi atau menghubungi pihak pengelola sebelum berkunjung.
Dengan jam operasional yang fleksibel, Candi Borobudur siap menyambut pengunjung dari berbagai daerah, termasuk Semarang, untuk menikmati keindahan dan sejarahnya.